Rabu, 19 Agustus 2020

Remaja ini Ungkap Apple Sengaja buat iPhone Lawas Jadi Lemot

Mantan KA UPTD
Apple baru ini mendapat banyak protes dari konsumennya karena sengaja membuat iPhone lawas mulai dari iPhone 6s, 6s Plus, 6, 6 Plus, dan SE menjadi lemot. Adalah Tyler Barney, dari Tennessee, AS. seorang remaja berusia 17 tahun yang mengungkap teknik Apple ini. Lantas darimana dia tahu teknik ini?

Dia mengaku pertama kali menemukan bahwa kinerja iPhone lawas menurun berkaitan dengan baterai iPhone 6s miliknya yang kian usang. Menurutnya, iPhone yang menjadi lemot merupakan masalah yang serius. Bagaimana tidak bahkan untuk mengetik saja susah.

Dia mengatakan, sembari menunggu pembaruan OS dirilis oleh Apple, dia menjajal iPhone 6 milik kakaknya. Meski iPhone 6 saudaranya merupakan model yang lebih lawas, performanya jauh lebih cepat karena umur belinya yang terbilang satu tahun lebih muda dibanding iPhone 6s miliknya.

Barney pun mencoba untuk mengganti baterai lawas iPhone 6s-nya dan ternyata performa perangkat tersebut meningkat jadi lebih cepat. Dia pun lalu mengunggah hal itu di Reddit menggunakan username TeckFire dengan tujuan untuk berbagi mengenai masalah iPhone lawas yang sengaja dibuat lemot untuk melindungi baterai lithium-ion.

Setelah unggahannya jadi viral, akhirnya pihak Apple pun mengakuinya bahwa Apple sengaja membuat kinerja iPhone lawas menjadi lambat. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino, California, Amerika Serikat (AS), itu mengungkap pembaruan software yang mereka gulirkan hadir untuk melindungi baterai lithium-ion yang menua. Konsekuensinya, update ini akan memperlambat kinerja OS iPhone lawas. Apple akhirnya minta maaf terkait dengan kesengajaan perusahaan membuat kinerja iPhone lawas melambat demi meningkatkan masa pakai baterainya.

Sebagai gantinya, perusahaan berjanji akan menghadirkan fitur anyar di iOS yang dapat membantu pengguna mengetahui kesehatan baterai perangkatnya. Dengan fitur yang akan rilis pada awal 2018 ini, pengguna iPhone dapat lebih waspada apabila baterai yang digunakan di perangkatnya sudah terbilang usang dan tak lagi mendukung performa perangkat.

Selain itu, Apple juga menawarkan promosi bagi pengguna iPhone 6 hingga versi lebih lawas untuk membeli baterai dengan harga lebih murah, yakni US$ 29 dari harga normal US$ 50. Promosi ini berlaku sepanjang 2018.

Atas kejadian ini, pabrikan smartphone asal Korea Selatan saingan Apple yaitu Samsung mengaku kalau selama ini tidak pernah menjalankan seperti apa yang dilakukan Apple pada produk smartphone nya. Pun dengan LG. Dari The Verge, Sabtu (30/12/2017), dan mengutip dari Liputan6.com, baik Samsung maupun LG mengatakan mereka tidak pernah memperlambat kinerja smartphone seiring dengan makin panjangnya usia baterai.

"Kami tidak pernah dan tidak akan pernah (memperlambat kinerja smartphone), kami sangat memedulikan apa yang dipikirkan oleh konsumen kami," kata LG dalam email kepada Phone Arena.

Samsung mengatakan, "Kami tidak mengurangi performa CPU melalui pembaruan perangkat lunak selama masa hidup smartphone."

Sebelumnya, vendor smartphone lainnya, HTC dan Motorola juga mengaku tidak menerapkan hal serupa dengan yang diterapkan Apple pada iPhone.

Dengan pernyataan dari keempat vendor besar smartphone tersebut, terkuak apa yang dilakukan Apple bukanlah praktik standar pengelolaan baterai yang dilakukan oleh vendor smartphone pada umumnya.